Example floating
Example floating
BudayaKampar

Opera Batak “Dalihan Na Tolu” Hadir di Kampar, Maestro Aliman Tua Limbong Turut Ambil Bagian

Admin
72
×

Opera Batak “Dalihan Na Tolu” Hadir di Kampar, Maestro Aliman Tua Limbong Turut Ambil Bagian

Sebarkan artikel ini

KAMPAR, hitsnasional.com – Sanggar Seni Budaya Sianjur Mula-Mula akan menggelar pertunjukan Opera Batak bertema “Dalihan Na Tolu”, Sabtu, 19 Juli 2025, pukul 16.00 WIB di Indra Sakti, Jalan Lintas Simpang Gelombang Kota Batak KM 31, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.

Pertunjukan ini mengangkat filosofi adat Batak “Dalihan Na Tolu”, yang secara harfiah berarti tungku berkaki tiga—simbol dari tiga unsur penting dalam struktur sosial masyarakat Batak, yakni Hula-hula (keluarga pihak istri), Dongan Tubu (kerabat sedarah dan semarga), dan Boru (keluarga pihak suami yang menjadi menantu dari keluarga istri).

Opera ini akan menggambarkan dinamika kehidupan sehari-hari masyarakat Batak, lengkap dengan nilai-nilai budaya yang mengakar.

Dalam momen tersebut, hadir pula artis duet Opera Batak yakni Anyara Sitindaon dan Reny Simanjuntak, yang akan membawakan tembang-tembang kenangan khas Batak.

Maestro musik dan adat Batak, Aliman Tua Limbong, turut menyampaikan pandangannya tentang makna “Dalihan Na Tolu” dalam kehidupan masyarakat Batak.

“Pada umumnya masyarakat Batak Toba mengenal motto Dalihan Na Tolu: Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru, Somba Marhula-hula. Namun, banyak yang belum mengetahui asal usul sebenarnya,” ungkap Aliman, Kamis, 17 Juli 2025.

Ia menyebut, berdasarkan literatur yang ia baca dari Buku Raja Marpodang Gultom, konsep Dalihan Na Tolu berasal dari Kenegerian Limbong, tepatnya di sekitar Gedung Puskesmas Limbong.

“Berkat petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa, kami rangkai ini menjadi sebuah cerita dan telah kami pentaskan di berbagai tempat, seperti di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Samosir,” ujarnya.

Aliman berharap, melalui pertunjukan ini masyarakat Batak di Tapung dan sekitarnya dapat memahami serta melestarikan nilai-nilai budaya Batak.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Wanto Sinaga, SH, menyampaikan bahwa pertunjukan ini merupakan bentuk jawaban atas kerinduan masyarakat Batak akan hadirnya Opera Batak.

“Ini adalah momen yang sangat dinantikan para sesepuh kita, mengingat pada masa muda mereka sering menyaksikan pertunjukan seperti ini,” tutur Wanto.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bentuk sosialisasi dan edukasi budaya Batak, khususnya bagi para perantau asal Sumatra Utara.

Meski dipersiapkan dalam waktu singkat, Wanto memastikan panitia telah bekerja maksimal demi kelancaran acara. Dukungan pun datang secara spontan dari berbagai pihak, termasuk TJ Group, RAM ASS, dan Amora Logistik.

Januari Simbolon, penanggung jawab kegiatan, mengaku antusias menantikan acara ini.

“Sejak saya berada di Kampar sejak 1986, saya belum pernah menyaksikan langsung Opera Batak. Ini akan jadi pengalaman berharga,” ungkapnya.

Januari berharap, pertunjukan ini tidak hanya menjawab kerinduan para orang tua, tapi juga memberi pengetahuan budaya bagi generasi muda.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *