Example floating
Example floating
EkonomiJakarta

Bitcoin Sentuh Rekor US$124.000, Pasar Kripto Bergairah Menjelang Pemangkasan Suku Bunga

Admin
62
×

Bitcoin Sentuh Rekor US$124.000, Pasar Kripto Bergairah Menjelang Pemangkasan Suku Bunga

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hitsnasional.com – 14 Agustus 2025, Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juli 2025 tercatat stabil di 2,7% secara tahunan, sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 2,8%. Data ini menjadi sinyal bahwa tekanan harga mulai terkendali, meski belum sepenuhnya hilang. Kondisi tersebut mendorong ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17 September mendatang.

Berdasarkan data CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga kini mencapai 93,9%, tertinggi sepanjang tahun ini.

Bitcoin (BTC) merespons positif perkembangan tersebut dengan mencatat rekor tertinggi baru (all time high) di level US$124.000 pada Kamis pagi (14/8), melampaui puncak sebelumnya pada pertengahan Juli. Stabilnya inflasi memicu arus modal ke aset berisiko, termasuk kripto, karena pelonggaran kebijakan moneter dinilai akan meningkatkan likuiditas pasar.

Selain faktor makro, penguatan harga Bitcoin juga dipicu meningkatnya pembelian oleh korporasi dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah perusahaan global mulai mengadopsi strategi treasury berbasis Bitcoin, seperti yang dipopulerkan oleh MicroStrategy Incorporated.

Vice President INDODAX, Antony Kusuma, menilai kondisi saat ini sebagai titik krusial yang menggabungkan kekuatan sentimen makro dan fundamental pasar kripto.
“Kita sedang melihat pertemuan dua faktor besar: inflasi yang mulai terkendali di bawah ekspektasi pasar, dan peluang pemangkasan suku bunga yang sangat tinggi. Kombinasi ini menciptakan kondisi di mana modal global lebih berani bergerak ke aset berisiko, termasuk kripto,” ujarnya.

Menurut Antony, rekor baru Bitcoin bukan semata hasil optimisme jangka pendek, tetapi juga akumulasi kepercayaan pasar terhadap peran Bitcoin di masa depan.
“Institusi besar, termasuk korporasi publik, kini mulai menempatkan Bitcoin sebagai bagian dari strategi treasury. Ini bukan sekadar spekulasi, tetapi reposisi Bitcoin dari aset alternatif menjadi aset strategis,” kata Antony.

Ia menambahkan, langkah korporasi besar seperti MicroStrategy menjadi sinyal perubahan lanskap. “Ketika korporasi mengalihkan sebagian kas mereka ke Bitcoin, itu bukan hanya mempengaruhi harga hari ini. Mereka mengirimkan pesan bahwa Bitcoin bisa berfungsi sebagai lindung nilai terhadap kebijakan moneter dan inflasi dalam jangka panjang,” jelasnya.

Meski demikian, Antony mengingatkan bahwa euforia pasar tidak boleh mengaburkan risiko. “Reli besar sering diikuti koreksi tajam. Investor yang masuk tanpa strategi keluar sama saja dengan masuk arena dengan mata tertutup,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya disiplin dalam mengelola risiko dan diversifikasi portofolio. “Meski Bitcoin sedang menjadi magnet perhatian, menaruh seluruh modal di satu aset berarti menanggung konsentrasi risiko yang tinggi. Investor bijak akan memadukan aset berisiko dengan instrumen yang lebih stabil,” katanya.

Antony juga mengingatkan bahwa periode menjelang keputusan The Fed akan menjadi ujian kedewasaan investor. “Yang mampu memisahkan sinyal dari kebisingan pasar akan mengambil keputusan tepat. Sementara yang terjebak FOMO berisiko membeli di puncak,” ujarnya.

Sebagai penutup, Antony menegaskan komitmen INDODAX untuk memberikan edukasi dan analisis yang relevan kepada pengguna. “Tujuannya sederhana: setiap keputusan investasi harus berbasis informasi, bukan emosi,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *