Example floating
Example floating
EkonomiJakarta

Bitcoin Tembus USD105.000, Pasar Semakin Percaya Diri

Admin
138
×

Bitcoin Tembus USD105.000, Pasar Semakin Percaya Diri

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hitsnasional.com – 15 Mei 2025, Harga Bitcoin kembali mencetak rekor baru dengan menyentuh USD105.000 atau sekitar Rp1,7 miliar. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari institusi besar, meredanya ketegangan politik global, serta data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan penurunan.

Menurut data terbaru dari Bureau of Labor Statistics (BLS), Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk April 2025 tercatat sebesar 2,3% secara tahunan (year-on-year), lebih rendah dibandingkan angka Maret yang mencapai 2,4%. Ini merupakan laju inflasi terendah sejak Februari 2021 dan menjadi sinyal bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan menghentikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Selain faktor inflasi, permintaan terhadap Bitcoin juga terdorong oleh keterlibatan institusi besar di pasar kripto. Perusahaan-perusahaan di sektor keuangan dan investasi berkontribusi hampir 36% dari total pembelian Bitcoin oleh pelaku bisnis, sementara perusahaan teknologi dan konsultan masing-masing menyumbang 16,8% dan 16,5%. Salah satu pembelian terbesar tahun ini datang dari perusahaan MicroStrategy (MSTR) yang membeli 13.390 BTC senilai USD1,34 miliar.

CEO INDODAX, Oscar Darmawan, mengungkapkan bahwa penurunan inflasi di AS memberikan dampak positif bagi pasar kripto. “Dengan inflasi yang lebih rendah, investor merasa lebih yakin bahwa kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed akan segera berakhir. Hal ini membuka peluang bagi dana yang sebelumnya tidak bergerak untuk masuk ke aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin,” ujar Oscar.

Ia juga menambahkan bahwa meningkatnya pembelian Bitcoin oleh institusi besar mencerminkan kepercayaan yang makin kuat terhadap Bitcoin sebagai alat lindung nilai dan aset investasi jangka panjang. “Ini merupakan sinyal positif bagi pasar kripto secara keseluruhan, termasuk di Indonesia. Semakin banyak institusi yang terlibat, semakin stabil Bitcoin dan semakin luas adopsinya di kalangan pelaku pasar tradisional,” jelasnya.

Lebih lanjut, Oscar menjelaskan bahwa lonjakan harga Bitcoin bukan hanya dipicu oleh spekulasi semata. “Kenaikan harga Bitcoin hingga USD105.000 menunjukkan semakin kuatnya pondasi pasar, dengan banyaknya permintaan dari institusi besar yang melihat Bitcoin sebagai alat diversifikasi portofolio dan pelindung nilai,” tambahnya.

Faktor lain yang mendukung kenaikan harga Bitcoin adalah meredanya ketegangan perdagangan global, terutama setelah tercapainya kesepakatan tarif antara AS dan Tiongkok. Hal ini mengurangi kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi global.

“Perang tarif yang sempat memanas di awal tahun 2025 kini mulai mereda. Ini menciptakan rasa aman di kalangan investor, termasuk di pasar kripto, sehingga minat terhadap Bitcoin meningkat,” ujar Oscar.

Ia menambahkan bahwa regulasi yang semakin jelas dan mendukung aset kripto di berbagai negara turut memberikan rasa aman bagi para pelaku pasar. “Di Indonesia, OJK terus mendorong regulasi yang lebih baik untuk menjaga pasar kripto tetap sehat dan terawasi,” ungkapnya.

Kondisi ini semakin diperkuat oleh sikap terbuka berbagai negara terhadap penggunaan kripto sebagai aset investasi yang sah, sehingga banyak investor merasa lebih nyaman bertransaksi di pasar kripto yang semakin matang.

Meski harga Bitcoin terus meningkat, Oscar mengingatkan agar investor tetap berhati-hati. “Pergerakan harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh situasi global. Investor harus terus melakukan riset dan memahami risiko yang ada sebelum berinvestasi,” tegasnya.

Oscar optimistis tren positif ini akan berlanjut. “Selama permintaan dari institusi terus meningkat, inflasi global melandai, dan adopsi teknologi kripto makin luas, Bitcoin memiliki potensi untuk terus menguat,” ujarnya.

Sebagai penutup, Oscar menegaskan bahwa Bitcoin kini telah menjadi bagian penting dari portofolio investasi global. “Bitcoin bukan hanya soal harga, tetapi juga relevansinya dalam ekosistem keuangan masa depan,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *