JAKARTA, hitsnasional.com – 13 Juni 2025 , Bitcoin tengah turun di bawah US$105.000 di tengah memanasnya ketegangan geopolitik dan likuidasi besar-besaran di pasar derivatif dan spot, sehingga memberikan tekanan negatif yang luas bagi pasar kripto.
Penurunan terjadi saat serangan Israel terhadap Iran menjadi pusat perhatian, mendorong investor mencari instrumen yang lebih aman dan menjauh dari risiko. Berdasarkan data Coinglass, likuidasi mencapai US$1,148 juta saat berita ini ditulis. Volume perdagangan Bitcoin juga mencapai US$369 miliar, sementara total kapitalisasi pasar kripto turun 3,38%. Ethereum (ETH) turun 9,5%, XRP turun 5,71%, dan Solana (SOL) turun 10,16%. Penurunan tersebut memberi sinyal kehati-hatian bagi pasar, apalagi pergerakan saat ini tampak mirip dengan kondisi pada Januari 2025.
Vice President INDODAX, Antony Kusuma, mengatakan, “Ini memang sebuah proses yang normal dan masih sehat di tengah uptrend yang tengah terjadi. Investor sedang melakukan proses pengambilan posisi ulang sambil menunggu momentum yang lebih matang untuk melangkah lebih jauh.”
Antony juga melihat bahwa proses likuidasi massal saat ini bukan merupakan sinyal negatif yang harus ditakuti, melainkan sebuah pembersihan leverage yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pasar.
“Ini seperti proses detoksifikasi. Pasar tengah membersihkan posisi yang dianggap overleveraged sehingga nantinya pergerakan menjadi lebih sehat dan lebih matang saat terjadi rebound,” katanya.
Antony menekankan bahwa investor yang mampu menjaga visi jangka panjang dan berani membeli saat terjadi kepanikan justru berpotensi memperoleh peluang yang lebih besar. “Ketidakpastian memang selalu menjadi tantangan, tapi juga peluang, jika kita mampu belajar dan menjaga mental yang matang saat terjadi gejolak di pasar,” ujarnya.
Proses likuidasi juga terjadi seiring dengan meluasnya adopsi dan perbaikan aspek teknologi yang tengah berlangsung di ekosistem kripto.
Selain tekanan dari likuidasi dan pola pergerakan yang serupa, Bitcoin juga terhimpit oleh kondisi makroekonomi, yaitu mengecilnya peluang penurunan suku bunga The Fed. Alat pemantau The FedWatch mencatat bahwa probabilitas penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC 18 Juni 2025 mencapai 0%. Investor menempatkan probabilitas sebesar 99,8% bahwa The Fed akan menahan tingkat bunga pada pertemuan tersebut.
Selain faktor The Fed dan inflasi, investor juga mencermati rilis data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat pada 12 Juni 2025. Indeks harga konsumen (CPI) AS tercatat sebesar 2,4%. Rilis data PPI ini berpotensi menambah tekanan negatif bagi pergerakan Bitcoin.
Antony juga mengimbau investor untuk belajar lebih mandiri, melakukan riset, dan memahami instrumen yang dibeli, bukan hanya berdasarkan rumor atau pergerakan sesaat.
“Ini saatnya melakukan due diligence, mencari peluang yang sesuai dengan visi dan toleransi risiko masing-masing, sehingga dapat mencapai tujuan investasi yang lebih matang dan maksimal,” tegasnya.
Platform yang dapat dipercaya juga menjadi aspek penting. INDODAX, kata Antony, selalu menjaga keamanan dan transparansi demi melindungi dana nasabah.
“Kami juga terus melakukan edukasi dan menyediakan informasi terkini mengenai pergerakan pasar dan teknologi blockchain, sehingga nasabah lebih matang dalam mengambil keputusan investasi,” tambahnya.
Antony menekankan bahwa penurunan saat ini bukan sebuah kiamat, tetapi sebuah proses penting yang harus dilalui sebelum momentum positif berikutnya tiba.
“Ini adalah proses yang harus dibarengi dengan kesabaran, kedewasaan, dan visi jangka panjang. Dengan memahami apa yang terjadi dan belajar darinya, para investor dapat lebih siap dan lebih unggul di tengah tantangan yang sedang terjadi di pasar kripto saat ini.”














