Example floating
Example floating
BlogPekanbaru

Wahyudi El Panggabean: Wartawan Harus Bermental Singa, Bukan Sekadar Pemburu Berita

Admin
41
×

Wahyudi El Panggabean: Wartawan Harus Bermental Singa, Bukan Sekadar Pemburu Berita

Sebarkan artikel ini

PEKANBARU, hitsnasional.com
“Jadilah pemberani. Ambillah risiko. Tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman.” Paulo Coelho, novelis asal Brasil.

Dunia jurnalistik saat ini menghadapi tantangan besar di tengah maraknya praktik kejahatan terorganisir di berbagai sektor, termasuk bisnis bahan bakar minyak (BBM), judi daring, dan sektor ekonomi gelap lainnya.

Dalam kondisi ini, wartawan dituntut memiliki profesionalisme tinggi, integritas kuat, serta mental pemberani.

“Wartawan harus memiliki mental singa. Jika tidak memiliki keberanian dan keahlian, mereka akan mudah menjadi korban manipulasi atau intimidasi,” ujar Wahyudi El Panggabean, Wartawan Senior sekaligus Direktur Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC), dalam catatan reflektifnya.

Menurut Wahyudi, dalam mengungkap kasus-kasus besar seperti jaringan mafia BBM bersubsidi, jurnalis perlu memiliki kemampuan investigasi yang matang, keterampilan komunikasi yang baik, dan pemahaman mendalam terhadap Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

“Kode etik bukan sekadar aturan, tetapi panduan moral dan profesional. Semua pasalnya menuntut keberanian, kecerdasan, dan tanggung jawab,” ujarnya.

Ia menegaskan, mental singa yang dimaksud bukan sikap agresif, melainkan keberanian menghadapi risiko dengan perhitungan yang matang, disertai etika dan strategi komunikasi yang efektif.

“Permintaan konfirmasi kepada narasumber harus dilakukan dengan cara yang santun dan profesional. Jangan sampai cara penyampaian yang salah justru memicu konflik,” tambahnya.

Wahyudi juga mengingatkan bahwa kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Berdasarkan catatan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sepanjang tahun 2024 terjadi sedikitnya 73 kasus kekerasan terhadap jurnalis, dengan bentuk kekerasan fisik mendominasi, disusul ancaman, intimidasi, dan kriminalisasi.

“Banyak kekerasan terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap prosedur peliputan yang aman dan lemahnya kemampuan negosiasi di lapangan. Karena itu, peningkatan kompetensi harus menjadi prioritas bagi jurnalis di era sekarang,” tegasnya.

Bagi Wahyudi, dunia jurnalistik adalah ladang perjuangan. Wartawan sejati harus memiliki nyali, skill, integritas, dan karakter kepemimpinan agar mampu menjalankan fungsi kontrol sosial tanpa kehilangan martabat profesinya.

“Hidup seorang jurnalis adalah menaklukkan medan dengan keberanian, bukan sekadar mencari sensasi,” tutup Wahyudi.

Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H., M.T., BNSP., C.PCT – Wartawan Senior dan Direktur Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *