JAKARTA, hitsnasional.com – 24 April 2025, Bitcoin kembali mencetak rekor bersejarah dengan menembus peringkat lima besar aset paling bernilai di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Berdasarkan data dari CompaniesMarketCap per 23 April 2025, Bitcoin kini memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 1,870 triliun, melampaui dua raksasa teknologi global, yakni Alphabet (Google) dan Amazon, serta logam mulia perak (silver).
Posisi Bitcoin saat ini berada tepat di bawah NVIDIA, yang mencatat kapitalisasi pasar sebesar USD 2,412 triliun. Sementara itu, Alphabet berada tepat di bawah Bitcoin dengan nilai kapitalisasi USD 1,859 triliun, disusul perak sebesar USD 1,849 triliun dan Amazon dengan USD 1,837 triliun. Kenaikan peringkat ini menjadikan Bitcoin sebagai satu-satunya aset digital dalam daftar 10 besar aset global, menegaskan posisinya yang semakin strategis dalam lanskap keuangan dunia.
CEO INDODAX Oscar Darmawan menyebut pencapaian ini sebagai sinyal kuat bahwa Bitcoin tak lagi dipandang sebagai aset eksperimental.
“Ini adalah validasi global bahwa Bitcoin telah menjadi salah satu aset paling berharga di dunia. Bukan hanya melebihi Amazon dan Google, tapi juga mengungguli perak,” ujar Oscar.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kapitalisasi ini tidak terjadi secara instan. Kenaikan nilai Bitcoin—yang kini diperdagangkan di kisaran USD 94.000 atau naik lebih dari 16,5 persen dalam 30 hari terakhir—merupakan hasil dari kepercayaan investor global yang terus meningkat.
Empat aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di atas Bitcoin adalah emas (USD 22,344 triliun), Apple (USD 3,000 triliun), Microsoft (USD 2,726 triliun), dan NVIDIA (USD 2,412 triliun).
Oscar menambahkan, “Selisih Bitcoin dengan Alphabet hanya sekitar USD 11 miliar, dengan perak sekitar USD 21 miliar, dan Amazon sekitar USD 33 miliar. Ini bukan hanya menunjukkan dominasi Bitcoin, tetapi juga memperlihatkan daya tariknya yang terus tumbuh dari waktu ke waktu.”
Menurutnya, posisi ini merupakan tonggak penting yang membuka jalan menuju adopsi yang lebih luas.
“Kami melihat tren positif di pasar Indonesia. Pengguna aktif INDODAX terus bertambah dan volume transaksi meningkat. Bitcoin kini bukan sekadar alat lindung nilai, tetapi juga bagian dari strategi diversifikasi aset yang rasional dan modern,” tambahnya.
Peningkatan nilai ini juga menunjukkan bahwa masyarakat global mulai memahami fungsi Bitcoin bukan hanya sebagai alat tukar, tetapi juga sebagai penyimpan nilai dalam jangka panjang. Hal ini terutama terlihat dari bagaimana institusi keuangan mulai memasukkan BTC ke dalam portofolio investasi mereka.
Namun demikian, Oscar mengingatkan bahwa meskipun peluangnya besar, investor tetap perlu memahami risiko volatilitas pasar kripto.
“Kami selalu mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi secara bertanggung jawab. Jangan ikut-ikutan tren tanpa pemahaman yang cukup. Gunakan strategi seperti Dollar-Cost Averaging (DCA), dan pastikan platform tempat bertransaksi memiliki legalitas yang jelas dan terverifikasi,” tuturnya.
Oscar memandang momentum ini sebagai peluang untuk memperkuat edukasi dan infrastruktur layanan kripto di Indonesia. Dengan penetrasi yang semakin luas, Bitcoin diproyeksikan akan terus menanjak dalam daftar aset paling bernilai di dunia.
“Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan Bitcoin mampu mengejar kapitalisasi perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya, bahkan mungkin Microsoft atau Apple. Ini bukan sekadar prediksi, tetapi arah alami dari adopsi yang semakin masif,” tutup Oscar Darmawan.
Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap Bitcoin, tetapi juga menandai pergeseran paradigma dalam dunia investasi global. Aset digital yang sebelumnya dianggap berisiko tinggi, kini sejajar dengan perusahaan teknologi dan komoditas paling bernilai di dunia.***