PEKANBARU, hitsnasional.com – Mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Karhutla, Senin (28/4/2025), di Gedung Balai Serindit, Kompleks Gubernuran Riau, Pekanbaru.
Rakor ini dipimpin langsung oleh Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, M.Si., didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M.; Deputi Kemenko Polhukam Mayjen TNI Dr. Herdiranto, S.E., M.M., Tr. Han.; serta Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Mayjen TNI Purwito Hadiwardono, S.E., M.Hum. Hadir pula Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dr. Ardha Sena, M.Sc.
Turut hadir unsur Forkopimda Riau, para bupati dan wali kota se-Provinsi Riau. Dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), hadir Wakil Bupati H. Syafaruddin Poti, S.H., M.M.; Kapolres Rohul AKBP Emil Eka Putra, S.I.K., S.H., M.Si.; serta Kepala Pelaksana BPBD Rohul, H. Ridarmanto.
Dalam sambutannya, Gubernur Riau menyampaikan bahwa status siaga karhutla telah ditetapkan sejak 1 April 2025. Langkah ini diambil sebagai antisipasi dini berdasarkan informasi BMKG yang memprediksi musim kemarau akan datang lebih awal dibanding biasanya.
“Biasanya musim kemarau dimulai bulan Juni, namun tahun ini diprediksi sudah masuk pada Mei. Karena itu, status siaga sudah kami tetapkan dan apel siaga telah dilaksanakan di Dumai saat bulan Ramadan lalu,” ungkap Gubernur.
Ia menambahkan, berbagai langkah pencegahan telah dilakukan, termasuk edukasi kepada masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam penanggulangan bencana. Selain itu, pada 25 April lalu, Kapolri telah membuka kegiatan Jambore Karhutla sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda dalam menghadapi potensi karhutla di Riau.
“Hari ini, kita menegaskan kesiapan penuh seluruh pihak dalam menghadapi bencana yang menjadi ancaman rutin tahunan. Berdasarkan data, titik api sudah mulai muncul di beberapa daerah seperti Rokan Hulu, namun masih terkendali dan belum berdampak signifikan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam paparannya menyampaikan bahwa hingga 28 April 2025, tercatat sudah terjadi 334 bencana di Indonesia, termasuk banjir dan longsor, namun karhutla belum menjadi dominan.
“Pada tahun 2024, tercatat ada 5.400 kejadian bencana, rata-rata 20 bencana per hari. Tahun ini sudah ada 934 bencana. Untuk Riau, sudah terdapat 199 hotspot dan 44 firespot, dengan luas lahan terbakar lebih dari 80 hektare. Ini harus kita tangani serius agar tidak terulang bencana besar seperti 2015 lalu,” tegasnya.
Letjen Suharyanto mengajak seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk bersatu dalam mengatasi potensi karhutla agar bencana besar tidak terulang.
Usai Rakor, Wakil Bupati Rohul H. Syafaruddin Poti menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh upaya pencegahan karhutla di daerahnya.
“Rokan Hulu siap mendukung arahan dari pemerintah provinsi dan pusat. Kami akan memperkuat koordinasi di lapangan, mempercepat respons jika ada titik api, dan terus mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar,” ujar Wakil Bupati.
Dengan Rakor ini, seluruh jajaran di Provinsi Riau memperkuat sinergi dalam upaya penanggulangan karhutla, sehingga diharapkan dapat meminimalisasi dampak yang mungkin timbul pada musim kemarau tahun ini.***
Reporter : Diky R