Example floating
Example floating
EkonomiJakarta

Arus Modal ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Cetak Rekor Baru Kuartal II 2025

Admin
37
×

Arus Modal ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Cetak Rekor Baru Kuartal II 2025

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hitsnasional.com – 30 April 2025, Industri aset kripto mencatat tonggak baru. Berdasarkan laporan mingguan CoinShares, arus modal masuk ke Bitcoin sejak peluncuran ETF Bitcoin Spot pada Januari 2024 mencapai sekitar US$40 miliar atau setara Rp669 triliun (kurs asumsi Rp16.700). Angka ini mencerminkan tingginya minat investor institusional terhadap Bitcoin sebagai instrumen investasi jangka panjang.

Dalam laporan pekan keempat April 2025, CoinShares mencatat inflow sebesar US$3,4 miliar ke produk investasi aset digital terbesar sejak Desember 2024 dan ketiga terbesar sepanjang sejarah. Dari jumlah tersebut, Bitcoin menjadi penerima terbesar (US$3,18 miliar), disusul Ethereum (US$183 juta), serta altcoin seperti Sui (US$20,7 juta) dan XRP (US$31,6 juta).

MicroStrategy, perusahaan publik yang dikenal sebagai pemilik Bitcoin terbanyak, kembali membeli 15.355 BTC senilai US$1,65 miliar (sekitar Rp25,8 triliun) pada 21–27 April 2025. Total kepemilikannya kini mencapai 553.555 BTC. Pembelian dilakukan saat harga Bitcoin bergerak dari US$87.000 ke sekitar US$94.000, menunjukkan tren akumulasi institusional yang berkelanjutan.

CEO INDODAX, Oscar Darmawan, mengatakan pergerakan ini memperlihatkan meningkatnya kepercayaan terhadap fundamental Bitcoin. “Kita sedang menyaksikan bagaimana Bitcoin diakui sebagai penyimpan nilai jangka panjang oleh institusi besar. Arus masuk dana ETF dan akumulasi MicroStrategy mencerminkan tren ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, peran institusi besar seperti dana pensiun dan manajer aset global menjadi pendorong utama inflow ke ETF Bitcoin. Hal ini dianggap menciptakan permintaan jangka panjang yang lebih stabil, dibanding dominasi investor ritel.

Salah satu produk yang menonjol adalah iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, yang telah mengelola lebih dari 270.000 BTC atau setara US$17,8 miliar hingga April 2025. IBIT kini termasuk ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah pasar modal AS.

Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin berpotensi menembus US$150.000 pada akhir 2025, dengan rekor tertinggi baru diproyeksikan terjadi pada kuartal II. Faktor pendorongnya meliputi tingginya permintaan ETF dan efek dari proses halving Bitcoin yang terjadi pada April 2024.

Oscar menyebut bahwa adopsi institusional terhadap strategi Dollar Cost Averaging (DCA) juga menegaskan pendekatan jangka panjang dalam investasi Bitcoin. “Ini menunjukkan bahwa strategi investasi disiplin tak hanya digunakan investor individu, tetapi juga perusahaan global,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi pendekatan regulasi dari negara-negara maju yang membuka ruang legal bagi produk ETF kripto. Di sisi lain, Oscar berharap tren global ini bisa menjadi momentum percepatan edukasi dan literasi aset digital di Indonesia.

Menurut data internal INDODAX, aktivitas transaksi pengguna sejak awal April 2025 mencapai Rp9,8 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat Indonesia dalam pasar kripto seiring optimisme global terhadap Bitcoin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *